Penangkapan ikan berlebihan (overfishing) menjadi salah satu ancaman utama bagi keberlanjutan populasi ikan laut global. Hal ini terjadi ketika jumlah tangkapan melebihi kapasitas alamiah ikan untuk berkembang biak dan memulihkan populasinya. Fenomena ini umumnya dipicu oleh tingginya permintaan pasar, penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan, lemahnya pengawasan perikanan, serta kemajuan teknologi yang mempercepat eksploitasi sumber daya laut.
Baca juga:
- Mengenal Tanda-tanda Alergi Udang dan Cara Mencegahnya
- 4 Jenis Terumbu Karang yang Ada di Dunia, Tempat Hidup Spesies Laut
- Ternyata, Waring Ikan Bisa Bertahan di Laut Hingga Bertahun-Tahun!
Dampak overfishing sangat luas dan tidak hanya dirasakan oleh spesies ikan tertentu, tetapi juga mengganggu keseimbangan seluruh ekosistem laut. Hilangnya spesies predator puncak seperti tuna dan hiu, misalnya, dapat menyebabkan lonjakan populasi spesies mangsa dan mengganggu rantai makanan. Tak hanya itu, penangkapan ikan berlebihan juga sering kali merusak ekosistem laut, termasuk terumbu karang yang rusak akibat penggunaan alat tangkap seperti pukat dasar. Dalam jangka panjang, hal ini berdampak pula pada nelayan tradisional yang mengalami penurunan hasil tangkapan.
Secara global, data dari FAO (2022) menunjukkan bahwa lebih dari 35% stok ikan dunia telah dieksploitasi secara berlebihan. Di Indonesia, wilayah seperti Laut Arafura dan Laut Banda mengalami penurunan signifikan pada populasi ikan pelagis besar akibat tekanan penangkapan yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa overfishing tidak hanya menjadi isu internasional, tetapi juga menjadi masalah nyata di wilayah perairan nusantara.
Untuk mengatasi masalah ini, berbagai langkah konservasi dan pengelolaan berkelanjutan harus dilakukan secara konsisten. Beberapa strategi penting antara lain adalah penetapan kuota tangkap berdasarkan kajian ilmiah, penerapan zona konservasi laut (MPA), pengawasan ketat terhadap praktik IUU fishing, serta edukasi kepada masyarakat pesisir. Selain itu, pengembangan sektor akuakultur (budidaya ikan) juga menjadi alternatif penting untuk mengurangi ketergantungan pada penangkapan liar di laut.
Overfishing adalah ancaman yang nyata terhadap ketahanan pangan laut dan kelangsungan ekonomi masyarakat pesisir. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, peneliti, industri perikanan, dan masyarakat sangat dibutuhkan dalam menciptakan sistem pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. Tanpa tindakan nyata, sumber daya laut yang berharga ini dapat habis dan tidak dapat pulih dalam waktu dekat.