Sebagai anggota cephalopoda, ammonite hidup di lautan dengan tubuh lunak, menjadi nenek moyang evolusi dari gurita dan cumi saat ini. Ia hidup dalam cangkang spiral bersekat-sekat yang berfungsi mengatur daya apung. Hidupnya berlangsung dari sekitar 400 juta hingga 66 juta tahun lalu, dan mereka punah bersama para dinosaurus dalam peristiwa kepunahan massal akhir zaman Cretaceous.
Baca Juga :
- Mengapa Ikan Koki Cepat Mati? Mungkin 4 Hal Ini Penyebabnya!
- Mengungkap Misteri Belut Listrik, Ikan yang Bisa Menghasilkan Energi
- Axolotl, Ikan 'Senyum' yang Punya Kemampuan Regenerasi Luar Biasa
Dalam sejarah penamaannya, ammonite merujuk pada dewa Amun yang dalam seni Mesir kuno digambarkan dengan hiasan kepala bertanduk spiral, menyerupai bentuk cangkang fosil ini.
Ammonite hidup di lautan dangkal hingga laut dalam di seluruh dunia. Mereka diyakini sebagai pemangsa aktif, menggunakan tentakel untuk menangkap hewan kecil seperti plankton dan krustasea. Dengan mata besar dan gerakan lincah, ammonite menjadi bagian penting dari rantai makanan laut purba.
Beberapa spesies hanya berukuran beberapa sentimeter, tapi yang terbesar bisa mencapai dua meter diameter seukuran ban truk!
Cangkang ammonite yang keras membuat mereka mudah terawetkan sebagai fosil. Oleh karena itu, mereka sering ditemukan dalam kondisi utuh, bahkan menampilkan pola spiral yang indah dan simetris. Fosil ini sangat berharga dalam ilmu geologi karena digunakan sebagai penanda waktu relatif. Karena setiap jenis ammonite hanya ada di era tertentu, fosil-fosil ini berfungsi sebagai 'penunjuk waktu' alami bagi para geolog dalam memperkirakan umur batuan.
Keindahan bentuk spiral ammonite telah memikat banyak budaya. Dalam beberapa tradisi, spiral dianggap sebagai simbol kehidupan abadi, evolusi, dan keseimbangan alam. Di dunia modern, fosil ammonite sering digunakan sebagai hiasan, perhiasan, bahkan jimat keberuntungan.
Bentuk spiralnya juga menjadi representasi matematika alami, karena mengikuti pola Fibonacci yang sering ditemukan dalam struktur bunga, galaksi, dan kerang laut lainnya.
Sayangnya, ammonite tidak mampu bertahan dari perubahan besar yang terjadi pada akhir zaman Cretaceous. Diperkirakan, tumbukan asteroid besar, perubahan iklim ekstrem, dan terganggunya rantai makanan laut menyebabkan kepunahan total ammonite.
Meskipun punah, mereka meninggalkan jejak abadi dalam bentuk fosil yang tersebar di seluruh dunia, dari pegunungan tinggi hingga dasar laut yang mengering.


.jpg)
.png)