Bukan hanya visualnya yang memikat ternyata ada beberapa ikan hias yang bisa dimakan dan rasanya eksotik. Fenomena ini cukup unik, karena menggabungkan dua dunia yang biasanya terpisah: estetika akuarium dan kuliner dapur.
Baca juga:
- Plastik Ramah Lingkungan Dengan Bahan Rumput Laut!
- Mengapa Gurita Sering Mati Setelah Bertelur? Fakta Tragis dari Dunia Laut
- Si Cantik dari Amazon Ini Bisa Stres Kalau Airnya Sedikit Berubah!
Sebagian besar orang mungkin menganggap ikan hias hanya untuk dipelihara dan dipamerkan. Tapi sebenarnya, banyak ikan yang tergolong “hias” hanya karena warna atau bentuknya yang menonjol, padahal secara biologis tetap masuk ke dalam kategori ikan konsumsi. Bahkan, di beberapa negara, ikan-ikan ini menjadi hidangan istimewa yang bernilai tinggi.
Salah satu contohnya adalah ikan koi. Di Jepang, koi sangat dihargai sebagai simbol keberuntungan dan umur panjang. Namun di beberapa daerah pedesaan, terutama saat koi berkembang biak terlalu banyak, sebagian darinya dijadikan bahan makanan. Ikan ini memiliki daging putih yang lembut, meski aromanya cukup khas dan perlu teknik pengolahan tertentu agar rasanya enak disantap.
Kemudian ada ikan nila merah, yang sering terlihat cantik dalam akuarium besar. Warna merah cerahnya membuatnya tampak seperti ikan hias eksklusif, padahal ikan ini banyak dibudidayakan untuk konsumsi. Tekstur dagingnya lembut, gurih, dan sangat umum ditemukan di pasar tradisional maupun restoran. Karena keindahannya, sebagian orang memilih memeliharanya terlebih dahulu sebelum akhirnya disajikan di meja makan.
Contoh lain yang menarik adalah ikan gurame albino. Dengan tubuh putih pucat dan mata merah, gurame ini sering menghiasi kolam taman rumah sebagai ikan hias eksotis. Namun seperti gurame pada umumnya, gurame albino juga tetap lezat dimasak dan kaya protein. Karena visualnya yang berbeda banyak orang tidak menyeantapnya.
Yang paling mengejutkan mungkin adalah ikan oscar. Ikan ini terkenal karena keagresifannya dan corak yang indah. Namun di negara asalnya seperti Brasil dan Peru, oscar justru sering dijadikan makanan sehari-hari. Ikan ini dipanggang, digoreng, bahkan dijadikan sup tradisional. Dagingnya padat dan cocok disantap dengan bumbu pedas.
Memang mengonsumsi ikan hias tidak ilegal namun tetap harus diperhatikan untuk spesies yang dilindungi. Justru dalam beberapa kasus, konsumsi ikan hias tertentu membantu menjaga populasi yang berlebihan dan mendorong pemanfaatan ikan secara berkelanjutan. Nah mengonsumsi ikan-ikan ini juga tidak sembarangan, harus tau sumber nya dan cara pengolahannya.
Banyak orang yang telah merawat ikan dengan kasih sayang menganggap mereka sebagai bagian dari keluarga, bukan bahan makanan. Maka tak jarang, walaupun ikan tersebut bisa dimakan, banyak pemilik memilih untuk membiarkannya hidup sebagai teman akuarium.
Fenomena ikan hias yang bisa dimakan ini mencerminkan betapa beragamnya fungsi hewan air dalam kehidupan manusia. Ikan yang dulunya hanya dianggap sebagai objek keindahan visual kini juga bisa menjadi sumber protein yang sah dan legal. Ini membuktikan bahwa garis antara “hias” dan “konsumsi” kadang tak sejelas yang dibayangkan, tergantung pada konteks budaya, kebutuhan, dan sudut pandang masing-masing.