Bahaya Garam Laut yang Tercemar Mikro Plastik!

garam laut

Di meja makan, garam laut sering dianggap sebagai pilihan lebih alami dan sehat dibandingkan garam dapur biasa. Dengan kristal-kristalnya yang kasar dan aroma laut yang khas, garam laut terlihat seperti bahan murni dari alam. Namun, di balik tampilannya yang alami, kini tersimpan kekhawatiran besar: mikro plastik.

Baca juga:

Mikro plastik, sebagaimana namanya, adalah potongan plastik yang sangat kecil—lebih kecil dari lima milimeter, bahkan tak kasat mata. Sumbernya beragam, mulai dari sampah plastik yang terurai di laut, serpihan dari ban kendaraan, hingga serpihan dari produk-produk kecantikan dan pakaian sintetis. Masalahnya, laut menjadi tempat berakhirnya sebagian besar limbah plastik dunia. 

Setiap kristal garam laut hari ini berpotensi menyimpan lebih dari sekadar rasa asin. Ia bisa mengandung partikel mikroplastik yang sudah bercampur dengan air laut tempat ia berasal. Penelitian menemukan fenomena dimana setiap laut yang terpapar manusia akan mengandung mikroplastik di jumblah tertentu. Ironisnya, negara-negara dengan tingkat pencemaran plastik tinggi justru menghasilkan garam yang paling tercemar.

Lantas, apa yang terjadi jika kita mengonsumsi garam yang tercemar mikro plastik secara terus-menerus? Pertanyaan itu hingga kini masih jadi sorotan ilmiah. Tapi satu hal yang pasti: tubuh manusia tidak dirancang untuk mencerna plastik. Ini bisa menggangu sistem metabolisme karena mikroplastik akan mengendap di sistem perncernaan. Beberapa penelitian awal bahkan menunjukkan potensi keterkaitan antara paparan mikro plastik dengan gangguan hormon, penurunan imun, dan masalah kesehatan kronis.

Bahkan ketika mikro plastik tampak tidak aktif, mereka bisa bertindak sebagai ‘kendaraan’ bagi zat kimia berbahaya lain. Pestisida, logam berat, dan senyawa toksik lainnya dapat menempel di permukaan plastik. Ketika kita menelan partikel plastik itu, senyawa kimia beracun pun ikut masuk ke tubuh. Bayangkan, setiap taburan garam yang kita anggap memperkaya rasa, bisa jadi juga memperkaya tubuh dengan bahan-bahan yang tak kita inginkan.

Masalah ini menjadi semakin kompleks karena garam adalah kebutuhan pokok yang digunakan setiap hari dalam jumlah kecil tapi konsisten. Walaupun 1 sendok garam sehari tidak akan langsung menghantarkan efek, namun jika dijumlahkan untuk setahun pasti akan menjadi bom waktu untuk tubuh kita. 

Solusinya tentu tidak sederhana. Meskipun beberapa produsen mulai menyaring produk mereka lebih ketat, teknologi penyaringan mikro plastik belum mampu menjamin garam bebas dari partikel mikroskopis ini sepenuhnya. Lebih jauh dari itu, solusi sejatinya bukan pada garamnya, melainkan pada lautnya dan bagaimana kita memperlakukannya. Mengurangi penggunaan plastik sekali buah maupun polusi industri

Garam laut dulu adalah lambang kemurnian dari alam. Kini, ia menjadi cermin dari apa yang kita perbuat terhadap bumi. Setiap butirnya membawa pesan: jika laut tak lagi bersih, maka tubuh manusia pun tak akan bebas dari akibatnya. Dan bila kita ingin menjaga yang masuk ke dalam tubuh, kita harus mulai dengan menjaga apa yang ada di luar sana laut yang luas, tempat di mana garam dan harapan seharusnya berasal.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama