Saat mendengar kata "piranha", yang langsung terlintas di benak kebanyakan orang adalah ikan kecil bermulut tajam yang bisa melahap manusia dalam hitungan detik. Imaji menyeramkan ini banyak dibentuk oleh film-film Hollywood dan cerita-cerita sensasional. Namun, jika kita mengupas lebih dalam, kenyataannya tak seseram itu. Ga semua ikan piranha predator yang ganas. Bahkan, sebagian besar dari mereka lebih memilih tumbuhan dibandingkan daging.
Baca juga:
- Mengenal Tanda-tanda Alergi Udang dan Cara Mencegahnya
- 4 Jenis Terumbu Karang yang Ada di Dunia, Tempat Hidup Spesies Laut
- Ternyata, Waring Ikan Bisa Bertahan di Laut Hingga Bertahun-Tahun!
Piranha banyak ditemui di sungai Amazon. Terdapat lebih dari 30 spesies piranha yang telah teridentifikasi, dan hanya sebagian kecil saja yang benar-benar agresif terhadap daging. Spesies ini memang memiliki reputasi sebagai pemangsa cepat dengan gigi-gigi tajam, tetapi bahkan mereka pun tidak selalu menyerang secara brutal seperti yang dibayangkan.
Sebagian besar waktu, piranha justru adalah pemakan bangkai. Mereka memanfaatkan penciumannya yang tajam untuk menemukan daging hewan mati di air dan menjadi semacam “petugas kebersihan” ekosistem sungai. Ketika makanan cukup tersedia, mereka jarang sekali menyerang makhluk hidup. Bahkan banyak spesies piranha yang masuk kategori omnivora, mengonsumsi buah-buahan, biji-bijian, hingga ganggang. Terdapat satu jenis yang memburu dengan santai dan cenderung diam, namanya genus serrasalmus.
Beberapa spesies piranha juga lebih memilih hidup dalam kelompok bukan untuk berburu, melainkan sebagai strategi pertahanan diri. Hidup berkelompok membantu mereka menghindari predator yang lebih besar seperti buaya, burung pemangsa, atau ikan lele raksasa. Jadi, anggapan bahwa kawanan piranha adalah tim pembunuh berdarah dingin perlu dikaji ulang. Sebab faktanya, justru kelompok itu menjadi simbol kekompakan dan saling melindungi.
Dalam kondisi ekstrem, seperti saat musim kemarau yang membuat air sungai menyusut dan persediaan makanan menipis, barulah piranha menunjukkan sifat agresifnya. Namun ini bukan sifat dasar, melainkan bentuk adaptasi terhadap krisis lingkungan. Reaksi mereka bukanlah tanda kekejaman, melainkan naluri bertahan hidup yang sangat kuat. Bahkan manusia yang memasuki sungai tidak akan langsung diserang piranha, kecuali jika berada di wilayah yang sangat sempit dan kebetulan sedang ada piranha kelaparan.
Ilmuwan dan peneliti lokal yang hidup berdampingan dengan piranha telah lama mengetahui bahwa makhluk ini tidak seberbahaya rumor yang tersebar. Banyak penduduk Amazon justru menangkap dan memakan piranha sebagai sumber protein. Bahkan beberapa komunitas menjadikannya lauk sehari-hari yang lezat, digoreng atau dimasak dalam kuah. Lucunya, gigi piranha yang runcing juga kerap dijadikan alat pemotong tradisional oleh masyarakat setempat.
Kesimpulannya, piranha memang memiliki sisi tajam baik secara harfiah maupun metaforis. Tapi melebih-lebihkan sifat ganasnya sama saja seperti menilai harimau hanya dari taringnya. Di balik reputasi seram, piranha tetaplah bagian penting dari keseimbangan alam air tawar. Ia adalah bukti bahwa tidak semua yang bergigi tajam itu harus ditakuti. Kadang, mereka hanya ingin hidup damai dan tidak terganggu, sama seperti kita.