Di antara berbagai jenis ikan laut, tuna dan salmon sangat digemari karena kandungan nutrisinya yang melimpah. Keduanya dikenal sebagai sumber protein hewani yang kaya akan asam lemak omega-3, yang berperan penting dalam menjaga kesehatan otak dan jantung. Walau kerap dianggap memiliki manfaat yang mirip, nyatanya tuna dan salmon mempunyai profil nutrisi yang berbeda.
Baca juga:
- Mengenal Tanda-tanda Alergi Udang dan Cara Mencegahnya
- 4 Jenis Terumbu Karang yang Ada di Dunia, Tempat Hidup Spesies Laut
- Ternyata, Waring Ikan Bisa Bertahan di Laut Hingga Bertahun-Tahun!
Salmon mengandung lebih banyak asam lemak omega-3 dibandingkan tuna. Omega-3 jenis EPA dan DHA dalam salmon telah terbukti secara ilmiah mampu mengurangi peradangan, menurunkan risiko penyakit jantung koroner, serta mendukung fungsi otak dan perkembangan saraf, terutama pada anak-anak. Selain itu, salmon juga kaya akan vitamin D dan selenium yang penting untuk sistem kekebalan tubuh dan kesehatan tulang.
Di sisi lain, tuna memiliki keunggulan pada kandungan proteinnya yang tinggi dan kadar lemak yang lebih rendah, terutama jenis tuna sirip kuning (yellowfin) atau albakora. Ini menjadikannya pilihan yang baik bagi mereka yang ingin meningkatkan asupan protein tanpa terlalu banyak mengonsumsi lemak. Tuna juga mengandung vitamin B12, niasin, dan zat besi, yang bermanfaat untuk pembentukan sel darah merah dan metabolisme energi.
Namun, ada hal yang perlu diperhatikan. Beberapa jenis tuna, terutama tuna besar seperti bluefin, cenderung mengandung kadar merkuri yang lebih tinggi daripada salmon. Paparan merkuri yang berlebihan dapat berisiko terhadap fungsi neurologis, terutama pada ibu hamil dan anak-anak. Oleh karena itu, konsumsi tuna sebaiknya dibatasi sesuai rekomendasi gizi, sedangkan salmon bisa dikonsumsi lebih rutin dengan risiko yang lebih rendah.
Kesimpulannya, baik tuna maupun salmon memiliki manfaat masing-masing. Salmon lebih unggul untuk kesehatan otak dan jantung karena kandungan omega-3 dan vitamin D yang tinggi. Sementara itu, tuna cocok sebagai sumber protein rendah lemak yang tetap bergizi. Memilih salah satu dari keduanya dapat disesuaikan dengan kebutuhan gizi pribadi, namun mengombinasikan keduanya secara seimbang adalah pilihan terbaik untuk gaya hidup sehat.