Gandum |
Gandum termasuk sebagai bahan pangan yang tergolong sebagai bahan pangan utama yang bisa disetarakan dengan padi.Tanaman gandum ini mungkin belum terlalu banyak di budidayakan di Tanah Air dan lebih lumrah di luar negri.
Tanaman ini awal di budidayakan semenjak ribuan tahun yang lalu, dan pengonsumsiannya juga. Gandum sering dijadikan untuk bahan tepung serta roti. Perlu diingat tingginya permintaan konsumsi gandum di Indonesia , menjadikan Indonesia sebagai salah satu importir gandum paling banyak. Hal ini membuat beberapa daerah mulai berinisiatif untuk membudidayakan gandum itu sendiri, walau masih dalam skala kecil.
Beberapa daerah di Indonesia yang telah memulai budidaya gandum antara lain Probolinggo, Salatiga, Merauke dan daerah lain lain. Membudidayakan gandum bisa dikatakan suatu tantabgan tersendiri, karena tanaman ini sebenarnya lebih cocok pada daerah sub tropis dibanding tropis.
Oleh karena itu diperlukan cara budidaya dengan teknik teknik tertentu untuk dapat menghasilkan hasil gandum yang memuaskan dan maksimal. Selain itu yang tidak boleh dilupakan saat akan budidaya yaitu syarat tumbuh tanaman gandum dikarenakan hal ini akan menentukan adaptasi tanaman terhadap lingkungan.
Baca Juga:
- Ingin Menanam Sirih Tapi Lahan Sempit? Coba Teknik Ini!
- Baru Tau? Inilah Khasiat Tersembunyi Jahe Merah untuk Kesehatan, Yuk Disimak!
- Si Kecil Bermanfaat, Beginilah Cara Budidaya Kol Brussel!
SYARAT TUMBUH TANAMAN GANDUM
Secara umum, tanaman gandum dapat hidup dengan baik pada daerah yang mempunyai iklim suhu mulai 4°C hingga 25 °C. Lamanya penyinaran matahari juga menjadi salah satu syarat penting dan diusahakan lamanya sekitar 10 hingga 13 jam, kondisi lahan yang kering sangat disukai oleh tanaman gandum.
Daerah yang bisa menjadi lahan budidaya gandum adalah lahan yang mempunyai suhu sekitar 10-28 °C. Dan untuk tingkat keasaman tanah, gandum tidak cocok pada tanah dengan pH dibawah 5, melainkan lebih cocok pada tanah dengan pH 6-8
CARA BUDIDAYA TANAMAN GANDUM
1. Persiapan Benih Tanaman Gandum
Langkah pertama dalam menyiapkan benih gandum, terlebih dahulu adalah dengan melakukan pemilihan varietas yang cocok dengan iklim Indonesia. Varietas yang dipilih setidaknya harus mempunyai daya adaptasi yang bagus, serta tahan terhadap cekaman abiotik. Jenis varietas yang telah banyak dikembangkan di Indonesia diantaranya Guri-1, Guri-2, dan Dewata.
Selanjutnya, untuk pemilihan benih haruslah dipilih dari bibit unggul supaya hasil yang didapatkan bagus. Ada beberapa kriteria yang menunjukan benih yang dipilih merupakan bibit unggul, kriteria tersebut meliputi ukuran, bobot, kandungan protein, dan daya kecambah benih. Benih yang mempunyai ukuran besar dengan bobot yang padat dikategorikan sebagai bibit yang unggul jika dibandingkan dengan benih yang kecil serta bobot yang ringan.
Sebenarnya, untuk mendapatkan benih yang unggul juga bisa didapatkan dengan mendatangi toko pertanian dan memilih benih gandum yang bersertifikat. Namun, tetap saja kriteria yang telah disebutkan juga harus menjadi pertimbangan untuk mempersiapkan benih yang unggul.
2. Persiapan Lahan Media Tanam
Banyak keuntungan yang bisa didapatkan jika mengolah tanah terlebih dahulu sebelum melakukan proses tanam. Misalnya saja, tanah yang diolah akan menjadi lebih gembur, menjadikan tanaman gandum yang tumbuh akan kaya hasil gluten. Langkah pengolahan yang disarankan dalam menanam gandum adalah dengan melakukan pembajakan tanah, proses ini sebaiknya dilakukan 2-3 kali.
Selain itu, pembersihan gulma juga harus dilakukan supaya tanah bebas dari tanaman pengganggu. Hal ini tentu saja bisa meningkatkan pertumbuhan gandum. Selanjutnya, budidaya tanaman gandum juga membutuhkan drainase atau saluran air yang baik. Untuk itu, pembuatan drainase juga tidak boleh dilupakan saat mempersiapkan lahan media tanam.
Saluran air pada budidaya gandum sebenarnya juga mempunyai manfaat lain supaya air tidak terlalu menggenang saat pengairan dilakukan.
3. Penanaman Tanaman Gandum
Untuk memulai penanaman gandum sebaiknya di akhir musim hujan atau diawal kemarau, karena suhu udara yang cocok untuk pertumbuhan gandum. Kemudian, proses penanaman dilakukan dengan metode penanaman secara larik dengan kedalaman hingga 6 cm serta jarak antar larik sekitar 30 cm. Sebenarnya, jarak larik ini bisa menyesuaikan dengan jenis varietas gandum
Jumlah benih gandum yang akan ditanam tidak boleh kurang atau lebih, jika jumlahnya kurang maka gulma akan berpeluang untuk berkembang lebih cepat. Sebaliknya, jika benih yang ditanam terlalu banyak maka akan memicu pertumbuhan vegetatif yang berlebihan, mengurangi keefisienan tanah dalam menyerap zat hara, dan bahkan menyebabkan adanya persaingan antar anakan sehingga justru akan membuat hasil budidaya menjadi menurun.
4. Pemeliharaan Tanaman Gandum
Pada tanaman gandum, cara pemeliharannya terbagi menjadi dua yaitu pemupukan dan pengendalian hama serta penyakit. Dua langkah tersebut akan dijelaskan lebih lanjut dibawah ini :
- Pemupukan
Penggunaan pupuk berbahan organik lebih disarankan pada budidaya gandum dengan alasan agar tidak terjadi penurunan kesuburan suatu lahan.
Pemupukan biasanya terbagi menjadi dua fase, yakni pada fase awal dan susulan. Untuk fase awal dilakukan sebelum proses penanaman dengan menggunakan pupuk organik sebanyak 2 hingga 3 ton per hektarnya.
Kemudian, pada fase pemupukan susulan, diberikan setelah masa tanam dilakukan dilakukan secara rutin dan berkala. Jenis pupuk yang digunakan dalam pemupukan susulan ini adalah pupuk NPK dengan takaran yang disesuaikan dengan luasnya lahan. Untuk pupuk N, jumlah takarannya adalah sekitar 80-116 kg per hektarnya. Lalu, untuk pupuk P sekitar 17-67 kg per hektarnya. Pupuk K dengan ketentuan sebanyak 17-72 kg per hektarnya.
- Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Gandum
Hama dan gulma yang menghinggapi suatu tanaman budidaya pastinya akan mempengaruhi hasil panen. Jenis hama yang paling yang sering menyerang adalah Chenopodium album L., Cirsium japonicum DC., Ipomoea hederacea L.,dan masih banyak hama lainnya.
Sementara itu, penyakit tanaman gandum yang lebih sering menyerang adalah downy mildew, yang mana penyakit ini akan menurunkan bobot biji gandum dan mengurangi kandungan proteinnya.
Penyiangan dianjurkan dilakukan dengan manual atau dengan mencabuti tumbuhan pengganggu tersebut. Rangkaian pengendalian hama dan penyakit pada gandum ini harus benar-benar dilakukan dengan baik supaya tanaman bisa tumbuh bebas tanpa penyakit dan hama.
5.Panen Gandum
Waktu yang tepat pada gandum bisa dilihat dari fisik tanaman gandum yang ditandai dengan penampilan warnanya yang berubah. Akan tetapi, jika kondisi tanaman sudah seperti ini, perlu dilakukan adanya penundaan panen dikarenakan kadar air pada biji masih lebih dari 20%.
Cara yang dilakukan hampir sama dengan memanen padi, yaitu tanaman dipotong menggunakan sabit atau menggunakan mesin panen. Lalu, untuk merontokkan biji gandum-gandum dilakukan dengan thresher atau mesin perontok yang khusus untuk gandum. Selepas itu, biji gandum harus dikeringkan dengan bantuan sinar matahari.