Baca juga :
- Ikan Grenadier: Mengenal Lebih Dekat Si Penghuni Laut Dalam
- Ikan Swordfish: Si Raja Laut yang Lezat dan Bernilai Tinggi
- Ikan Lionfish: Si Cantik Mematikan yang Mengancam Ekosistem Laut
Coelacanth adalah ikan purba yang awalnya diyakini telah punah bersamaan dengan kepunahan spesies lainnya sekitar 65 juta tahun yang lalu. Kejutan besar datang ketika sebuah Coelacanth yang masih hidup ditemukan di perairan lepas pantai Afrika Selatan, membingungkan banyak orang di dunia. Sejak itu, Coelacanth kembali menjadi perhatian dunia ilmiah dan populer, karena dianggap sebagai "fosil hidup" yang memberi petunjuk tentang evolusi vertebrata dan sejarah kehidupan di Bumi.
Coelacanth merupakan bagian dari kelompok ikan yang dikenal sebagai Sarcopterygii, yang memiliki sirip berbentuk lobus, mirip dengan struktur anggota tubuh pada hewan purba. Sirip ini tidak hanya membedakan Coelacanth dari ikan-ikan modern, tetapi juga memberikan petunjuk tentang bagaimana nenek moyang ikan mungkin berevolusi menjadi vertebrata darat. Keunikan ini menjadikan Coelacanth sangat penting dalam penelitian evolusi dan paleontologi.
Secara fisik, Coelacanth memiliki tubuh berbentuk silindris dengan sisik yang keras, berwarna keabu-abuan atau kebiruan, serta sirip-sirip yang memanjang. Salah satu ciri paling menarik adalah struktur tengkoraknya yang memiliki engsel, memungkinkan mulutnya terbuka sangat lebar. Ikan ini juga memiliki paru-paru lemak yang merupakan sisa dari adaptasi purba mereka untuk hidup di air dengan kadar oksigen rendah. Selain itu, Coelacanth mampu bertahan hidup pada kedalaman 100 hingga 500 meter di dasar laut yang gelap.
Saat ini, hanya ada dua spesies Coelacanth yang diketahui, yaitu Latimeria chalumnae yang ditemukan di pantai Afrika Selatan dan Latimeria menadoensis yang ditemukan di perairan Sulawesi, Indonesia. Kedua spesies ini sangat langka dan hampir punah, dengan populasi yang sangat terbatas di habitat alami mereka.