Proses budidaya pembesaran sidat baru dapat dilakukan sesudah sudat didederkan. Oleh sebab itu, budidaya sidat untuk menghasilkan sidat berukuran konsumsi membutuhkan waktu yang lama. untuk mendapatkan sidat berukuran 200 gram membutuhkan waktu sekitar 14-16 bulan. Pasalnya, proses pembesaran sidat tidak jauh berbeda dengan pendederan. Proses diawali dengan persiapan, penebaran benih, pemberian pakan, dan pengaturan kualitas air.
Baca Juga:
- Catat, Inilah Cara Menanam Seledri Serta Batangnya!
- Ketahui Cara Merawat Ikan Predator Raksasa yang Satu Ini !
- Mau Tau Cara Mudah Merawat Ikan Badut Di Akuarium Anti Ribet? Bacalah Artikel Ini
1. Persiapan
Persiapan kolam diawali dengan pengeringan untuk memutus hidup bakteri dan virus serta membuang gas-gas beracun yang berada di bawah kolam. Sesudah pengeringan, Perlu memperbaiki pematang dan kemalir untuk mencegah kebocoran dan memudahkan proses penangkapan. Kegiatan kemudian yaitu pengapuran untuk meningkatkan produktivitas tanah.sesudah semua selesai dilaksanakan, langkah berikutnya yaitu pengisian air kolam.
2. Penebaran Benih
Penebaran benih sebaiknya dilakukan saat pagi hari jam 07:00-09:00, Umumnya, pada saat itu suhu masih cenderung tidak begitu panas dan tidak begitu dingin. padat tebar yang digunakan harus sesuai dengan ukuran kolam. padat tebar untuk benih berukuran 12 cm yang baik yaitu 200 ekor/m2. Proses penebaran harus diawali dengan aklimatisasi terlebih dahulu.
3. Pemberian Pakan
Pakan harus diberikan secara teratur, pemberian pakan diusahakan jangan sampai terlambat karena dapat mengakibatkan tingkat kanibalisme sidat meningkat. Freukensi pemberian pakan yaitu 4 x sehari dengan jumlah pakan sekitar 5 persen dari biomassa sidat. Pakan bisa berupa pasta yang terbuat dari beberapa bahan pakan yang dicampur dengan air. Selain pasta, bisa juga memberikan cacing tanah, cacahan bekicot dan keong mas, serta ikan rucah.
4. Pengontrolan
Kontrol benih dilakukan saat pemberian pakan. perlu memperhatikan sifat sidat ketika diberikan pakan. Sidat yang sehat akan berkumpul dan memakan pakan yang diberikan. Oleh itu, untuk kontrol kualitas air perlu dilakukan dengan mengecek kondisi kandungan oksigen, nitrit, amoniak, pH, dan suhu air. Apabila kondisi air sudah menurun, perlu melakukan pergantian air.