3 Jenis - Jenis Ayam Broiler Yang Sering dibuat Ternak


 Apa yang dimaksud dengan ayam broiler? Ayam broiler ialah salah satu jenis ayam ras yang dipelihara untuk diambil dagingnya. Ciri khas ayam ini pertumbuhannya yang pesat. Saking pesatnya, ayam ini sudah dapat dipanen ataupun dikonsumsi pada umur 40 hari sejak ditetaskan. Bahkan pada saat ini sudah banyak strain yang dapat dipanen pada umur 35 hari.

Ayam broiler dipercaya sebagai hasil domestikasi dari ayam hutan merah (Gallus gallus), oleh sebab itu disebut sebagai Gallus gallus domesticus. Ayam broiler mempunyai daging yang lebih empuk dan mudah untuk diolah. Namun jika proses perebusannya terlalu lama dagingnya mudah hancur.

Berbeda dengan ayam buras (ayam kampung), ayam broiler diperbanyak dan dipelihara secara industrial. Terdapat dua level budidaya ayam broiler, level pertama budidaya indukan (parent stock) dan anak ayam (Day Old Chicken, DOC). Level ini umumnya dilakukan oleh industri-industri besar. Dan level kedua ialah pembesaran, umumnya dilakukan oleh peternak-peternak skala kecil hingga menengah.

Pada level pertama, dibutuhkan keahlian khusus yang ditunjang peralatan canggih. Di Indonesia sendiri budidaya ini hanya dilakukan beberapa perusahaan besar saja seperti Charoen Pokphand, Java Comfeed, CJ Feed dan Sierad. Budidaya ayam broiler pada level ini bertugas menjaga dan memperbaiki kualitas strain. Hasilnya berupa DOC yang didistribusikan kepada petani-peternak untuk dibesarkan.

Baca Juga : 

Ayam broiler di Indonesia

Ayam broiler pertama kali di budidayakan di Indonesia pada tahun 1950-an. Namun mulai populer sejak tahun 1980-an. Sebelumnya, keperluan daging ayam di Indonesia dipenuhi dengan ayam buras yakni ayam kampung. Namun budidaya ayam kampung tak dapat memenuhi permintaan daging ayam sebab produksinya lumayan lama, baru dapat dipanen setelah berumur 8 bulan. Meski pada saat ini ada juga jenis ayam kampung yang mampu dipanen pada umur 2,5 bulan.

Pertumbuhan yang lambat membuat usaha budidaya ayam kampung tidak ekonomis. Di sisi lain, konsumen belum dapat menerima tekstur dan rasa daging ayam broiler. Sejak tahun 1981, pemerintah gencar mempromosikan ayam broiler. Langkah ini diambil untuk mengejar kecukupan keperluan protein masyarakat. Dimana daging dari ruminansia mulai langka dan harganya mahal. Sedangkan pertumbuhan ayam kampung sangat lambat. Seiring berjalannya waktu, masyarakat mulai dapat menerima daging ayam broiler sebab harganya yang relatif lebih murah.

Kini budidaya ayam broiler banyak dilakukan dengan skema bisnis kemitraan. Dimana industri besar menyediakan mulai dari bibit, pakan, obat-obatan, terkadang sehingga ke pemasaran. Sedangkan peternak mitra fokus di usaha pembesaran. Skema seperti ini banyak menyulut kontroversi sebab posisi peternak sangat lemah dibanding perusahaan.

Jenis strain ayam broiler

Lalu apa saja jenis-jenis stain ayam broiler dan mana yang paling baik dibudidayakan di Indonesia? Perkembangan teknologi penyilangan dan genetika dalam menghasilkan strain ayam broiler sangat dinamis. Ada kalanya pada waktu tertentu satu strain ayam broiler lebih unggul dibanding strain lain, tapi apabila lagi strain tersebut mengalami kelemahan.

Dari waktu ke waktu setiap strain mengalami peningkatan kualitas. Jadi, tak mampu dikatakan jenis strain tertentu lebih unggul dari strain lain. Berikut ini beberapa jenis strain ayam broiler yang banyak dibudidayakan di Indonesia.

Cobb


Strain cobb dikembangkan dan populer di lebih dari 60 negara. Strain ini mempunyai fokus pengembangan untuk memperbaiki performa rasio pemberian pakan (Food Convertion Ratio, FCR). Secara genetik, strain ini dikembangkan untuk mempunyai pembentukan daging dada. Mudah beradaptasi di lingkungan iklim tropis yang panas.

Ross


Strain Ross dikembangkan untuk mempunyai FCR yang efesien, pertumbuhan yang cepat dan daya tahan hidup yang lebih baik. Fokus pengembangan genetik diarahkan untuk mempunyai kaki yang kuat sebagai penopang badan yang besar.

Hybro


Strain hybro mempunyai fokus pengembangan untuk ketahanan daya hidup. Performanya untuk daerah tropis cukup baik dan mempunyai ketahanan terhadap penyakit ascites. Fokus pengembangan genetik pada hasil karkas.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama