Setelah ikan lele menunjukkan adanya gejala sakit, Anda harus mengidentifikasi terlebih dulu jenis penyakit yang menyerang. Hal ini penting untuk menentukan jenis obat yang digunakan. Pemberian obat untuk ikan lele dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu pengobatan langsung dan pengobatan tidak langsung.
1. Pengobatan Langsung
Pengobatan langsung termasuk paling praktis. Dalam sistem ini, obat bisa langsung ditebar ke kolam tanpa harus memanen ikan terlebih dulu. Pengobatan ini cukup efektif untuk menghadap serangan penyakit pada tahap awal, yaitu saat ikan terlihat kehilangan nafsu makan dan loyo.
Baca Juga:
- Inilah Segudang Manfaat yang Terkandung dalam Sayur Buncis
- Inilah Cara Budidaya Jagung Dengan Hasil yang Melimpah
- Inilah Kualitas Air Minum yang Bagus untuk Ayam Broiler Agar Sehat
Pengobatan langsung dapat dilakukan dengan menimbang dedak halus untuk menentukan jumlah yang disesuaikan dengan luas kolam dan ketinggian air. Dasarnya, luasan 1m2 memerlukan ¼ kg dedak halus. Berikutnya, timbang ragi, tiap ¼ kg dedak memerlukan 5 gram ragi atau ½ sendok teh. Setelah itu, campurkan kedua bahan hingga rata.
Tambahkan air ke dalam campuran dedak dan ragi. Setiap ¼ kg dedak halus perlu dicampur dengan kurang lebih dua gelas air. Campur seluruh bahan sampai rata. Setelah itu, diamkan adonan selama 10–12 jam.
Saat ingin diberikan ke dalam kolam, kurangi ketinggian airnya sampai setengah, lalu tambahkan air baru sampai ketinggiannya kembali seperti semula. Berikutnya, tambahkan 2–3 liter air ke dalam adonan dedak dan ragi, aduk kembali sampai larut. Masukkan larutan tersebut ke botol bekas air minum, kemudian sebar secara merata ke seluruh permukaan kolam. Biarkan kolam selama beberapa hari.
2. Pengobatan Tidak Langsung
Pemberian obat secara tidak langsung memang tidak begitu praktis, dasarnya Anda harus memanen ikan terlebih dulu sehingga membutuhkan waktu dan tenaga ekstra. Selain itu, peternak juga harus menyiapkan kolam baru, yaitu kolam yang sudah dikeringkan selama 2–3 hari sebelum pengobatan. Kolam ini dapat digunakan sebagai tempat pengobatan. Kolam yang diairi secara mendadak kurang baik karena keadaannya belum siap atau tidak mengandung lendir.
Cara pengobatan dimulai dengan mengisi kolam hingga ketinggian airnya mencapai 30–40 cm. Setelah itu, masukkan obat ke kolam tersebut. Obat diberikan sama seperti pengobatan langsung, baik dosis maupun cara pembuatannya. Setelah itu, diamkan selama dua hari.
Selanjutnya, masukkan ikan yang terserang penyakit ke kolam. Masukkan kembali obatnya. Usai penebaran obat biasanya akan terlihat perubahan pada tingkah laku ikan. Dalam beberapa detik, ikan-ikan yang sakit langsung naik turun dan bergerak ke arah lainnya. Hal tersebut wajar karena merupakan pertanda dari reaksi obat terhadap tubuh ikan. Bahkan, tak jarang, ada ikan yang memburu butiran obat dan langsung memakannya.
Pengobatan biasanya selesai dalam kurun waktu 30 menit. Hal tersebut ditandai dengan tingkah laku ikan yang kembali normal. Pengobatan tidak bisa dilakukan sekali, terkadang Anda butuh melakukan beberapa kali hingga kondisi kesehatan ikan kembali pulih.